DO'A DAN IKHTIAR MENJEMPUT TAKDIR
(Part 1)
Tanggal 11 Juni 2023, bersama putra saya naufal, kami berangkat ke Makassar dengan tujuan RSUP Wahidin membawa surat rujukan dari RSU Bahteramas Kendari, Sultra.
Perjalanan kali ini bukanlah yang pertama, Tahun 2018 saya perna mendatangi RSUP Wahidin, juga atas rujukan RSU Bahteramas Kendari, dengan keluhan dan diagnosa yang sama, gangguan pencernaan, BAB berdarah, perut perih dan kadang sering merasa kelelahan, saat itu sempat dilakukan tindakan kolonoskopi, hingga akhirnya diketahui adanya polip pada bagian rektum usus besar, berdasarkan hasil biopsi dan pemeriksaan patologi anatomy menunjukkan bahwa polip tersebut masih dalam taraf sebagai tumor jinak.
Kurangnya pengalaman pribadi dan kurangnya edukasi dari dokter yang menangani waktu itu, menjadikan polip saya tidak sempat dilakukan pengangkatan, padahal ternyata suda disarankan polipektomi (saat itu belum mengerti maksud polipektomi).
Melalui obat yang diresepkan dokter gastrointestinal membuat keluhan saya menjadi berkurang, hingga akhirnya saya melupakan penyakit ini bertahun-tahun, meskipun sebenarnya masih sering muncul gangguan pada BAB, namun tidak berdarah, tetapi entitas dan bentuk fesesnya yang tidak normal, terjadi selama bertahun-tahun.
Hingga akhirnya, keluhan ini kembali makin terasa, dan saya memutuskan untuk kembali memeriksakan secara intensif ke dokter. Mulailah pada januari 2023, saya mendatangi dokter Yohanes Tendean di kliniknya, sebanyak 3 kali kunjungan dan obat yang diberikan tidak dapat mengatasi keluhan saya, yang menurutnya kemungkinan iritasi usus, setelah berdiskusi ditunjang dengan membaca riwayat penyakit saya, beliau berkesimpulan jika kemungkinan besar adalah polip saya yang mengalami kekambuhan, sehingga beliau menyarankan ke rumah sakit.
Tanggal 6 maret 2023, berbekal surat rujukan dari Puskemas Labibia, saya mendatangi RSU Bahteramaa Sultra, melalui Poli Bedah Digestif. Bertemu dan berdiskusi dengan dokter Mulkyawan, juga di pastikan kalau keluhan saya berasal dari polip di rektum, lalu dijadwalkan untuk dilakukan tindakan kolonoskopi.
Setelah mengalami beberapa kali penundaan, akhirnya pada tanggal 21 Maret 2023, saya menjalani kolonoskopi dan biopsi, yang hasilnya baru keluar pada tanggal 3 April 2023, hari itu menjadi hari yang mencekam, serasa bermimpi, didampingi Kaniaku, kami sama-sama mendengarkan vonis dokter, "Adenocarcinoma Recti High Grade" ya itulah hasil biopsi, terdeteksi sebagai kanker, polip yang tahun 2018 hanya seujung jari kelingking kini berubah menjadi monster yang siap menjalar kemana-mana.
Tumor di recti tumbuh semakin besar dan melingkari usus, satu kesyukuran yang masi menjadi penghiburan bahwa hasil lab, ct-scan, radiologi, UsG abdonemen, semua menunjukkan kanker belum menjangkiti alat-alat vital di dalam tubuh.
Rasa tidak nyaman dalam saluran cerna, BAB yang semakin tidak karuan, ditambah dengan pikiran kalut, dan susahnya mengendalikan emosi menjadi pemandangan yang saya jalani sehari-hari, atas saran dari beberapa orang maupun dari mencari informasi melalui internet, saya mulai mencoba berbagai obat herbal dan ramuan-ramuan, meskipun sampai saat ini belum ada yang menunjukkan perubahan berarti.
Atas rekomendasi dokter dan kesepakatan keluarga kami menyetujui dilakukan tindakan operasi/polipektomi, seperti biasa setelah melewati beberapa kali penundaan, maka pada tanggal 4 Juni 2023 saya menjalani persiapan operasi, kurang lebih dua jam setengah saya berada diruang tunggu operasi, sebelum dilakukan anestesi, dokter kemudian keluar menemui saya dan mengatakan tindakan polipektomi tidak bisa dia jalankan karna alatnya tidak berfungsi. Kemudian dokter menyarankan saya ke Makassar agar bisa ditindaklanjuti krna menurutnya tumor saya bisa diangkat melalui polipektomi.
Tanggal 12 Juni 2023, merupakan hari pertama saya konsul di poli gastroenteritis RS Wahidin Makassar, melihat riwayat penyakit saya melalui rekam medik yang ada, dan berdasarkan tujuan rujukan saya dijadwalkan untuk datang kembali pada tanggal 3 Juli 2023.
Waktu tunggu yang sangat lama membuat saya harus berusaha mencari peluang untuk bisa mendapatkan pelayanan dengan cepat. Berkat bantuan dokter Andi Tajudin, kemenakan ketua komite di sekolah saya, akhirnya saya mendapat telfon panggilan dari poli untuk tindak lanjut, saya bersyukur Allah beri kemudahan dari jadwal 3 minggu menjadi 3 hari, Alhamdulillah.
Tiga hari mengikuti pemeriksaan dan konsul di poli gastro, pemeriksaan darah, dan radiologi, akhirnya dijadwalkan untuk kolonoskopi dan tentunya harus rawat inap. Di tahap ini juga saya kesulitan untuk mendapatkan kamar, RS besar tapi karena statusnya sebagai RS pusat rujukan se Indonesia Tengah Timur, membuat mobilitas pasien cukup tinggi dan harus melalui antrian panjang. Lagi-lagi saya bersykur Alhamdulillah ada pak Jalil, petugas RS yang juga masih keluarga dengan kania, membantu saya menemukan kamar perawatan kelas 1, di Paviliun Palem Atas, dan mulai masuk kamar perawatan pada tanggal 17 Juni 2023.
Tanggal 20 Juni 2023, adalah jadwal saya kolonoskopi sekaligus rencana tindakan operasi polipektomi. Pukul 07.00 saya dijemput petugas dan dibawah keruang operasi poli gastroenteritis, setelah dilakukan pembiusan saya tidak merasakan apa-apa lagi, hingga sekitar kurang lebih 2 jam saya tersadar, dan tindakan telah selesai dilakukan oleh dr. Nukman, dan ternyata tindakan polipektomi tidak dapat dilakukan, dengan alasan tumor di rektum sudah sangat besar dan melingkari usus, sehingga tidak dapat diangkat.
Dokter memberikan pilihan mau kembali rawat jalan atau dilanjutkan pembedahan, atas rekomendasi dokter ahli bedah digestif, dr. Ibrahim Labeda bersama keluarga, saya menguatkan hati untuk lanjut pembedahan, meskipun sebenarnya hati dan pilkiran begitu berkecamuknya, saya semakin intensif berliterasi melalui google untuk mengetahui seluk beluk operasi kanker usus, khususnya rektum. Perasaan takut tentu ada, pikiran kemana-mana ditambah lagi dengan pendapat dokter yang mengatakan kemungkinan besar usus saya yang dipotong tidak dapat disambung lagi, karena posisinya berada di rektum paling akhir, sehingga kemungkinan harus menggunakan stoma dan kolostomi bag permanen, saya tidak bisa membayangkan jika itu yang terjadi, semakin saya membaca informasi melalui internet, meskipun saya tau peluangnya kecil, tapi mampu mengurangi kepanikan dan kekhawatiran saya.
Menjelang hari operasi saya melakukan CT-Scan kembali, dan pada selasa tanggal 26 Juni 2023 adalah jadwal operasi saya, menjelang tanggal itu saya sudah pasrah, berusaha menyerahkan sepenuhnya kepada Allah melalui doa-doa yang dipanjatkan, saya menjalani pemeriksaan dokter anastesi beberapa hari sebelumnya, dan suda berpuasa sejak pukul 02.00 dini hari, seharian dalam kegelisahan menunggu panggilan ke ruang operasi, hingga menjelang magrib petugaspun datang membawa kabar bahwa operasi saya batal karena tidak tersedianya ruang ICU sebagai tempat perawatan intensif pasca operasi.
Tentu saya lega, meskipun saya cemas dengan penyakitku yang terus bertumbuh jika tidak segera ditangani.
Saya berbuka puasa dan shalat magrib, perasaan sedih dan terharu semakin melengkapi dengan terdengarnya sayup-sayup takbiran hari raya idul adha, banjir air mata bersama istri, kami hanyut dalam doa dan kepasrahan, memohon ampun atas segala dosa dan khilaf, saya berdoa ....
Rabb-ku ...
Saat ini aku benar-benar berada dipersimpangan jalan. Bingung dan risau
Ingin sekali mendapat sebuah jawaban, tapi entah kemana diri akan bertanya
Literasi suda saya lakukan, Kurasa cukup sebagai pengetahuan, tentang penyakit yang kuderita. Resiko, penanganan, hingga dampak keberlanjutan hidupku
Rabb-ku ....
Aku tau semua yang ku jalani adalah skenario yang telah engkau tulis
Aku dan kami hanya melakonkan. Namun, Rabb-ku ...
Bisakah Engkau tampakkan, Sesungguhnya ada hikmah apa, sehingga ikhtiarku untuk sembuh selalu terhalang tembok.
Batal dan tunda menjadi kata yang sering saya terima.
Beri aku jawaban ya Allah. Agar bimbang dan risau ini sirna. Antara bertahan dengan kondisi ini atau mundur dengan ketentuan lainMu
Sejak hari pembatalan, bersama istri saya semakin menguatkan diri, berusaha menerima apapun takdir dari Allah. Berserah diri dan banyak-banyak memohon ampunan.
Berusaha berdamai dengan diri, bahwa tidak semua usaha dan keinginan yang kita harapkan bisa kita dapatkan, walaupun kita sudah merasa ikhtiar yang kita lakukan sudah pada titik maksimal.
Manusia hanya wajib berusaha dan berharap pada Allah, karena Dialah satu-satunya yang tidak akan pernah mengingkari janji walaupun kadang takdir yang diberikan Allah pada hambanya tidak seperti harapan hambanya, tapi kita harus tetap berusaha yakin bahwa yang diberikanNya adalah yang terbaik buat kita.
Saya memiliki dua pilihan, secara medis dan emosional. Menyerah atau terus berjuang sekuat tenaga, menjadi bagian dari para pejuang penyintas. Saya tidak sendiri. Diluar sana pasti ada banyak keluarga dan sahabat yang turut mendoakan, dan siap bersimpati apapun kondisiku.
Di tengah kepasrahanku, entah mengapa tiba-tiba hari ini saya merasa betul-betul bingung, antara tetap bertahan untuk operasi, dengan segala resiko besar di depan mata, termasuk dapat merubah keberlanjutan hidupku, atau mundur dan pasrah menjalani apa adanya, dengan kemungkinan ketahanan tubuh di tahun-tahun kedepan semakin menurun karena digerogoti tumor dan kanker.
Di tengah kerisauan itu, tanggal 1 juli 2023, secara berturut-turut saya dikunjungi tiga dokter anestesi, melakukan wawancara, memberikan penjelasan, dan memastikan kondisi saya serta menyodorkan berkas pernyataan untuk ditandatangan kesiapan operasi, yang ternyata telah dijadwalkan hari senin 3 Juli 2023, saya sempat bertanya kenapa terus-terusan dokter anestesi mendatangi saya, dia menjelaskan bahwa mereka ingin memastikan bahwa pasien dalam kondisi baik dan benar-benar memahami prosedur pembiusan total, karena menurutnya operasi tumor/kanker usus (rektum) adalah operasi terbesar pada saluran cerna.
Dan pada akhirnya, hanya kepada Allah kita memohon, karena hanya Dialah penerima dan pengabul doa. Semoga Allah memberikan kelancaran dan kemudahan, dianugerahi kekuatan, kesabaran dan kesehatan sebelum, selama proses dan setelah operasi sehingga tidak ada kendala apapun. Diberikan keteguhan hati untuk menerima apapun takdir Allah, serta keteguhan dalam taqwa, sehingga dapat menjalankan kewajiban kepada Allah SWT. Aamiin
Next part2 (insya Allah)
Komentar
Posting Komentar